Perkembangan Peserta Ddidik Usia Dasar
https://drive.google.com/file/d/0BxNu63KlgBzOZUxlV0gyYW5sZGNWa29NX0pTV0UzT25aT3VV/view?usp=sharing
Teori Sosial
https://drive.google.com/file/d/0BxNu63KlgBzOT1N2ekdtOGcwUVlmbW5TeUlDd3lENldVVWtr/view?usp=sharing
Dinamika I PPT Fisika Dasar
https://drive.google.com/file/d/0BxNu63KlgBzOUk5HbUt4eHBMWVU/view?usp=sharing
TEORI PIAGET
![]() |
Jean Piaget |
BOIGRAFI
Jean Piaget
adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal
karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori perkembangan
kognitifnya.
Lahir : 9 Agustus 1896, Neuchâtel,
Swiss
Meninggal : 16 September 1980, Jenewa, Swiss
Pendidikan : University of
Neuchâtel (1918), Universitas
Zürich
Penghargaan : Hadiah
Erasmus, Balzan Prize
for Social Sciences
Pengaruh : Lev Vygotsky,
Immanuel Kant,
Konrad Lorenz,
lainnya
Jean Piaget
dilahirkan di Neuchâtel, Swiss, pada tanggal 9 Agustus 1896. Nya. Ayah, Arthur
Piaget, adalah seorang profesor sastra Abad Pertengahan dengan bunga lokal
dalam sejarah ibunya, Rebecca Jackson, cerdas dan energik, tapi Jean ditemukan
padanya sedikit neurotik – kesan bahwa ia berkata memimpin berminat pada
psikologi, namun jauh dari patologi! Anak tertua, dia cukup mandiri dan menaruh
minat awal di alam, terutama mengumpulkan kerang. Ia menerbitkan pertamanya
“kertas” ketika ia sepuluh – halaman account salah satu penampakan-Nya dari
burung gereja albino.
Dia mulai
menerbitkan dengan sungguh-sungguh di sekolah tinggi tentang topik favoritnya,
moluska.. Dia sangat senang untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu dengan
direktur Nuechâtel’s Museum Sejarah Alam, Mr Godel pekerjaan-Nya jadi terkenal
di kalangan mahasiswa Eropa moluska, yang beranggapan ia dewasa! Semua ini pengalaman
awal dengan ilmu pengetahuan terus dia pergi, katanya, dari “iblis filsafat.”
Kemudian pada
masa remaja, ia menghadapi sedikit krisis iman: Didorong oleh ibunya untuk
menghadiri pelajaran agama, ia menemukan argumen keagamaan kekanak-kanakan.
Belajar berbagai filsuf dan aplikasi logika, ia mendedikasikan dirinya untuk
menemukan penjelasan biologis “pengetahuan.” Pada akhirnya, filosofi gagal
untuk membantunya dalam pencariannya, jadi ia berpaling ke psikologi.
Setelah SMA, ia
melanjutkan ke Universitas Neuchâtel. Terus menerus belajar dan menulis, ia
menjadi sakit-sakitan, dan harus pensiun ke pegunungan selama setahun untuk
memulihkan diri. Ketika ia kembali ke Neuchâtel, ia memutuskan akan menuliskan
filsafatnya. Poin mendasar menjadi inti untuk kehidupan seluruh karyanya:
“Dalam semua bidang kehidupan (organik, mental, sosial) terdapat ‘kualitatif
berbeda totalities’ dari bagian mereka dan memaksa mereka sebuah organisasi.”
bentuk Prinsip ini dasar nya filsafat strukturalis, karena akan untuk Gestaltists,
teori, Sistem, dan banyak lainnya.
Pada tahun 1918,
Jean Piaget menerima gelar Doktor dalam Ilmu dari Universitas Neuchâtel.. Dia
bekerja selama setahun psikologi di laboratorium di Zurich dan terkenal
psikiatri Bleuler di klinik Selama periode ini, ia diperkenalkan pada
karya-karya Freud, Jung, dan lain-lain. Pada 1919, ia mengajar psikologi dan
filsafat di Sorbonne di Paris.. Di sini ia bertemu Simon (dari-Binet Simon
terkenal) dan melakukan penelitian intelijen untuk menguji Dia tidak peduli untuk
hak-atau-salah “gaya” dari cerdas tes dan mulai mewawancarai subyek di sebuah
sekolah anak laki-laki bukan, dengan menggunakan teknik wawancara psikiatri
yang ia pelajari tahun sebelumnya. Dengan kata lain, ia mulai bertanya
bagaimana anak-anak beralasan.
Pada tahun 1921, artikel pertamanya tentang psikologi kecerdasan diterbitkan dalam Journal de penghibur.. Pada tahun yang sama, ia menerima posisi di Institut JJ Rousseau di Geneva Di sini ia mulai dengan murid-muridnya untuk penelitian penalaran anak SD menjadi ini. Penelitian pertama lima buku-buku psikologi anak. Meskipun ia menganggap sifatnya ini bekerja sangat awal, ia terkejut oleh publik reaksi positif yang kuat bekerja.
Pada tahun 1921, artikel pertamanya tentang psikologi kecerdasan diterbitkan dalam Journal de penghibur.. Pada tahun yang sama, ia menerima posisi di Institut JJ Rousseau di Geneva Di sini ia mulai dengan murid-muridnya untuk penelitian penalaran anak SD menjadi ini. Penelitian pertama lima buku-buku psikologi anak. Meskipun ia menganggap sifatnya ini bekerja sangat awal, ia terkejut oleh publik reaksi positif yang kuat bekerja.
Pada tahun 1923,
ia menikah dengan salah satu rekan kerja muridnya, Valentine Châtenay;. Pada
tahun 1925 pertama mereka, anak perempuan lahir pada tahun 1927, putri kedua
mereka lahir, dan pada tahun 1931, hanya anak mereka lahir. Mereka segera
menjadi fokus pengamatan intens oleh Piaget dan istrinya. Penelitian ini
menjadi tiga buku!
Pada 1929, Jean Piaget mulai bekerja sebagai Direktur Biro Pendidikan Internasional, mengirim dia akan terus sampai 1967. Ia juga memulai riset skala besar dengan A. Szeminska, E. Meyer, dan terutama barbel Inhelder, yang akan menjadi kolaborator utamanya ,. Piaget perlu dicatat, sangat berpengaruh dalam membawa perempuan ke dalam psikologi eksperimental. Beberapa dari karya ini, bagaimanapun, tidak akan menjangkau dunia luar Swiss hingga Perang Dunia II sudah berakhir.
Pada 1929, Jean Piaget mulai bekerja sebagai Direktur Biro Pendidikan Internasional, mengirim dia akan terus sampai 1967. Ia juga memulai riset skala besar dengan A. Szeminska, E. Meyer, dan terutama barbel Inhelder, yang akan menjadi kolaborator utamanya ,. Piaget perlu dicatat, sangat berpengaruh dalam membawa perempuan ke dalam psikologi eksperimental. Beberapa dari karya ini, bagaimanapun, tidak akan menjangkau dunia luar Swiss hingga Perang Dunia II sudah berakhir.
Pada tahun 1940,
Ia menjadi ketua Experimental Psikologi, Direktur laboratorium psikologi, dan
presiden Masyarakat Swiss Psikologi ini. Pada tahun 1942, ia memberikan
serangkaian kuliah di College de France, selama pendudukan Nazi di Perancis.
kuliah menjadi The Psychology of Intelligence. Pada akhir perang, ia diangkat
sebagai Presiden Komisi Swiss UNESCO.
Juga selama
periode ini, ia menerima sejumlah gelar kehormatan. Ia menerima salah satu dari
Sorbonne pada tahun 1946, University of Brussels dan Universitas Brasil pada
tahun 1949, di atas merupakan salah satu awal dari Harvard pada tahun 1936.
Dan, pada tahun 1949 dan 1950, ia menerbitkan sintesis nya, Pengantar
Epistemologi Genetika.
Pada tahun 1952,
ia menjadi profesor di Sorbonne.. Pada tahun 1955, dia menciptakan
International Center for Genetic Epistemologi, di mana ia menjabat sebagai
direktur sisa hidupnya Dan, pada tahun 1956, dia menciptakan Sekolah Ilmu di
Universitas Jenewa.
Dia terus bekerja pada teori umum tentang struktur dan mengikat pekerjaan psikologis untuk biologi selama bertahun-tahun lebih banyak. Demikian juga, ia melanjutkan pelayanan publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss. Menjelang akhir kariernya, ia telah menulis lebih dari 60 buku dan banyak ratusan artikel. Dia meninggal di Jenewa, 16 September 1980,, salah satu psikolog yang paling signifikan abad kedua puluh
Dia terus bekerja pada teori umum tentang struktur dan mengikat pekerjaan psikologis untuk biologi selama bertahun-tahun lebih banyak. Demikian juga, ia melanjutkan pelayanan publik melalui UNESCO sebagai delegasi Swiss. Menjelang akhir kariernya, ia telah menulis lebih dari 60 buku dan banyak ratusan artikel. Dia meninggal di Jenewa, 16 September 1980,, salah satu psikolog yang paling signifikan abad kedua puluh
PIAGET DAN TEORINYA
Teori kognitif
dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu dalam bidang
pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi kira-kira permulaan tahun
1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek
yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan
kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan
semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut Piaget,
perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1) kematangan, sebagai hasil
perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara
orgnisme dengan dunianya; 3) interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang
diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu
adanya kemampuan atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu
mempau mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
System yang
mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan adaptasi. Skema
berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang diperhatikan oleh
organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku yang sederhana hingga yang
kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi penyesuaian terhadap lingkungan yang
terdiri atas proses asimilasi dan akomodasi.
Piaget
mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam
empat periode, yaitu :
Periode sensori-motor ( 0 – 2,0
tahun )
Periode pra-operasional (2,0 –
7,0 tahun )
Periode operasional konkret ( 7,0
– 11,0 tahun )
Periode opersional formal ( 11,0
– dewasa )
Piaget
memperoleh gelar Ph.D dalam biologi pada umur 21, ia kemudian tertarik pada
psikologi dan mempelajari anak-anak abnormal di salah satu rumah sakit di
Paris. Pada periode hidupnya, Piaget semakin tertarik pada logika anak dan
metode berpikir yang berbeda-beda yang digunakan anak dalam menjawab
peertanyaan pada usia yang berbeda pula. Selanutnya Piaget bekerja melakukan penelitian
selama kurang lebih 40 tahun. Studinya dipusatkan pada persepsi anak dalam
pemahamannya mengenai alam/benda, jumlah, waktu, perpindahan, ruang, dan
geometri. Ia menganalisis operasi-operasi mental yang digunakan oleh anak, cara
berpikir simbolis dan logika mereka.
- Pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya
Tujuan teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses
perkembangan intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang
berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir
menggunakan hipotesis-hipotesis.
Piaget menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang
pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang menuju
kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi terhadap
lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan lingkungannya. Dalam
responnya organisme mengubah kondisi lngkungan, membangun struktur biologi
tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa memoertahankan hidupnya.perkembangan
kognitif yang dikembangkan Piaget banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal
Piaget dalam bidang biologi. Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia
sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderunngan
yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk :
1.
beradaptasi
2.
organisasi ( tindakan penataan )
untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi
terdapat empat konsep dasar, yaitu sebagai berikut :
1. Skema
istilah skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat
menjelaskan mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan
untuk menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan.
Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk
mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara
intelektual.
Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan
akomodasi
2. Asimilasi
asimilasi itu suatu proses
kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau
stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada. Asimilasi
berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu stimulis saja,
melainkan memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi tidak
menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempnagruhi pertumbuhan
skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, denga
proses itu individu secara kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan
menata lingkungan itu.
3. Akomodasi
Akomodasi dapat diartikan sebagai
penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama. Asimilasi dan akomodasi
terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Proses ini perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann
kognitif. Antara asimilasi dan akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh
Piaget adalah keseimbangan.
Untuk keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif /perkembangan
intelektual Piaget membagi perkemabngan ini ke dalam 4 periode yaitu :
Ø Periode
Sensori motor (0-2,0 tahun)
Pada periode ini tingksh laku
anak bersifat motorik dan anak menggunakan system penginderaan untuk mengenal
lingkungannya untu mengenal obyek.
Ø Periode Pra
operasional (2,0-7,0 tahun)
Pada periode
ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu
model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
Ø Periode
konkret (7,0-11,0 tahun)
Pada periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak
lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah secara
logis.
Ø Periode
operasi formal (11,0-dewasa)
Periode
operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif, anak
remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah
verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat menerima pandangan
orang lain.
Piaget mengeukakan bahwa ada 4
aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan kognitif :
a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan
syaraf.
b. Pengalaman fisis, anak harus mempunyai pengalaman dengan
benda-benda dan stimulus-stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap
benda-benda itu.
c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan
individu
d. Keseimbangan, adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja
untuk menyelesaikan peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.
B. Implikasi
teori Piaget dalam pendidikan
Teori Piaget membahas kognitif
atau intelektual. Dan perkembangan intelektual erat hubungannya dengan belajar,
sehhingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk memahami
belajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi
akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai
terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi,
akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan
kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan kognitif menyangkut
tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan.
Piaget menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan diagram
berikut :

Ø Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan
skema yang sudah ada dalam pikiran anak
Ø Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara
stimulus dengan skema yang ada dalam pikiran anak.
Kedua hal itu merupakan kejadian ssimilasi.
Menurut diagram, kejadian
kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan terhadap skema yang sudah ada.
Stimulus yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam
skemata yang ada. Di sini terjadi semacam gangguan mental atau ketidakpuasan
mental seperti keingintahuan, kepedulian, kebingungan, kekesalan, dsb. Dalam
keadaaan tidak seimbang ini anak mempunyai 2 pilihan :
Ø Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan
stimulus atau menyerah dan tidak berbuat aa-apa (jalan buntu)
Ø Memberi tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara
fisik maupun mental. Bila ini dilakukan anak mengubah pandangannya atau
skemanya sebagai akibat dari tindakan mental yang dilakukannya terhadap
stimulus itu. Peritiwa ini disebut akomodasi.
1.1 Beberapa Konsep dalam Teori Piaget.
Ada beberapa
konsep yang perlu dimengerti agar lebih mudah memahami teori perkembangan
kognitif atau teori perkembangan Piaget, yaitu;
a. Intelegensi
Piaget mengartikan intelegensi
secara lebih luas, juga tidak mendefinisikan secara ketat. Ia memberikan
definisi umum yang lebih mengungkap orientasi biologis. Menurutnya, intelegensi
adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana semua struktur yang menghasilkan
persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor diarahkan. (Piaget dalam DR. P.
Suparno,2001:19).
b. Organisasi
Organisasi adalah suatu
tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan guna mengintegrasikan struktur,
baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu sistem yang lebih tinggi.
c. Skema
Skema adalah suatu struktur
mental seseorang dimana ia secara intelektual beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah selama perkembangan kognitif
seseorang.
d. Asimilasi
Asimilasi adalah proses
kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep atau pengalaman
baru kedalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya.
e. Akomodasi.
Akomodasi adalah pembentukan
skema baru atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan rangsangan yang baru,
atau memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan rangsangan yang ada.
f. Ekuilibrasi.
Ekuilibrasi adalah
keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan diskuilibrasi adalah
keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi dan akomodasi,
ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar dengan struktur
dalamnya.
1.2 Pengertian
Belajar Menurut Piaget
Menurut
Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal
dari lingkungan
Menurut
Piaget pengetahuan (knowledge) adalah interaksi yang terus menerus antara
individu dengan lingkungan. Fokus perkembangan kognitif Piaget adalah
perkembangan secara alami fikiran pebelajar mulai anak-anak sampai dewasa.
Konsepsi perkembangan kognitif Piaget, duturunkan dari analisa perkembangan
biologi organisme tertentu. Menurut Piaget, intelegen (IQ=kecerdasan) adalah
seperti sistem kehidupan lainnya, yaitu proses adaptasi.
1.3 Teori
Belajar menurut Piaget
Pendapat
Piaget mengenai perkembangan proses belajar pada anak-anak adalah:
a. Anak mempunyai struktur mental
yang berbeda dengan orang dewasa. Mereka bukan merupakan orang dewasa dalam
bentuk anak kecil, mereka mempunyai cara yang khas ntuk menyatakan kenyataan
dan untuk menghayati dunia sekitarnya. Maka memerlukan pelayanan tersendiri
dalam belajar.
b. Perkembangan mental pada anak
melalui tahap-tahap tertentu, menurut suatu urutan yang sama bagi semua anak.
c. Walaupun berlangsungnya tahap-tahap
perkembangan itu melalui suatu urutan tertentu tetapi jangka waktu untuk
berlatih dari satu tahap ke tahap yang lain tidaklah selalu sama pada setiap
anak.
d. Perkembangan mental anak
dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu:
1. Kemasakan
2. Pengalaman
3. Interaksi Sosial
4. Equilibration (proses dari
ketiga faktor di atas bersama-sama untuk membangun dan memperbaiki struktur mental)
e. Ada 4 tahap perkembangan
yaitu:
1)
Tahap Sensori motor (0-2,0 tahun)
2)
Tahap Pre operasional (2,0-7,0 tahun)
3)
Tahap konkret (7,0-11,0 tahun)
4)
Tahap operasi formal (11,0-dewasa)
1.4 Tahap
Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap
perkembangan intelektual anak secara kronologis terjadi 4 tahap. Urutan
tahap-tahap ini tetap bagi setiap orang, akan tetapi usia kronologis memasuki
setiap tahap bervariasi pada setiap anak. Keempat tahap dimaksud adalah sebagai
berikut:
a. Tahap sensorimotor : umur 0 – 2 tahun.
(Ciri pokok perkembangannya
anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari
permanensi obyek)
Tahap paling
awal perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai sekitar berumur
2 tahun. Tahap ini disebut tahap sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap
sensorimotor, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak
terhadapt lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau
dan lain-lain. Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu benda
berkembang dari periode “belum mempunyai gagasan” menjadi “ sudah mempunyai
gagasan”.
Gagasan
mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak tentang ruang dan waktu yang
juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur ruang dan waktu belum jelas dan
masih terpotong-potong, belum dapat disistematisir dan diurutkan dengan logis.
Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini menggunakan proses
asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan kognitif anak dikembangkan dengan
perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi terhadap skema-skema anak
karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan pengalaman dan situasi
yang baru.
Piaget membagi tahap
sensorimotor dalam enam periode, yaitu:
1)
Periode 1 : Refleks (umur 0 – 1 bulan)
Periode paling awal tahap
sensorimotor adalah periode refleks. Ini berkembang sejak bayi lahir sampai
sekitar berumur 1 bulan. Pada periode ini, tingkah laku bayi kebanyak bersifat
refleks, spontan, tidak disengaja, dan tidak terbedakan. Tindakan seorang bayi
didasarkan pada adanya rangsangan dari luar yang ditanggapi secara refleks.
Refleks yang paling jelas pada periode ini adalah refleks menghisap (bayi
otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh) dan refleks mengarahkan
kepala pada sumber rangsangan secara lebih tepat dan terarah. Misalnya jika
pipi kanannya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepala kearah kanan.
2)
Periode 2 : Kebiasaan (umur 1 – 4 bulan)
Pada periode perkembangan ini,
bayi mulai membentuk kebiasan-kebiasaan pertama. Kebiasaan dibuat dengan
mencoba-coba dan mengulang-ngulang suatu tindakan. Refleks-refleks yang dibuat
diasimilasikan dengan skema yang telah dimiliki dan menjadi semacam kebiasaan,
terlebih dari refleks tersebut menghasilkan sesuatu. Pada periode ini, seorang
bayi mulai membedakan benda-benda di dekatnya. Ia mulai mengaakan diferensiasi
akan macam-macam benda yang dipegangnya. Pada periode ini pula, koordinasi
tindakan bayi mulai berkembang dengan penggunaan mata dan telinga. Bayi mulai
mengikuti benda yang bergerak dengan matanya. Ia juga mulai menggerakkan kepala
kesumber suara yang ia dengar. Suara dan penglihatan bekerja bersama. Ini
merupakan suatu tahap penting untuk menumbuhkan konsep benda.
3)
Periode 3 : Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4 – 8 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi
mulai menjamah dan memanipulasi objek apapun yang ada di sekitarnya (Piaget dan
Inhelder 1969). Tingkah laku bayi semakin berorientasi pada objek dan kejadian
di luar tubuhnya sendiri. Ia menunjukkan koordinasi antara penglihatan dan rasa
jamah. Pada periode ini, seorang bayi juga menciptakan kembali kejadian
kejadian yang menarik baginya. Ia mencoba menghadirkan dan mengulang kembali
peristiwa yang menyenangkan diri (reaksi sirkuler sekunder). Piaget mengamati
bahwa bila seorang anak dihadapkan pada sebuah benda yang dikenal, seringkali
hanya menunjukkan reaksi singkat dan tidak mau memperhatikan agak lama. Oleh
Piaget, ini diartikan sebagai suatu “pengiaan” akan arti benda itu seakan ia mengetahuinya.
4)
Periode 4 : Koordinasi Skemata (umur 8 – 12 bulan)
Pada periode ini, seorang bayi
mulai membedakan antara sarana dan hasil tindakannya. Ia sudah mulai
menggunakan sarana untuk mencapai suatu hasil. Sarana-sarana yang digunakan
untuk mencapai tujuan atau hasil diperoleh dari koordinasi skema-skema yang
telah ia ketahui. Bayi mulai mempunyai kemampuan untuk menyatukan tingkah laku
yang sebelumnya telah diperoleh untuk mencapai tujuan tertentu. Pada periode
ini, seorang bayi mulai membentuk konsep tentang tetapnya (permanensi) suatu
benda. Dari kenyataan bahwa dari seorang bayi dapat mencari benda yang
tersembunyi, tampak bahwa ini mulai mempunyaikonsep tentang ruang.
5)
Periode 5 : Eksperimen (umur 12 – 18 bulan)
Unsur pokok pada perode ini
adalah mulainya anak memperkembangkan cara-cara baru untuk mencapai tujuan
dengan cara mencoba-coba (eksperimen) bila dihadapkan pada suatu persoalan yang
tidak dipecahkan dengan skema yang ada, anak akan mulai mecoba-coba dengan
Trial and Error untuk menemukan cara yang baru guna memecahkan persoalan
tersebut atau dengan kata lain ia mencoba mengembangkan skema yang baru. Pada
periode ini, anak lebih mengamati benda-benda disekitarnya dan mengamati
bagaimana benda-benda di sekitarnya bertingkah laku dalam situasi yang baru.
Menurut Piaget, tingkah anak ini menjadi intelegensi sewaktu ia menemukan
kemampuan untuk memecahkan persoalan yang baru. Pada periode ini pula, konsep
anak akan benda mulai maju dan lengkap. Tentang keruangan anak mulai mempertimbangkan
organisasi perpindahan benda-benda secara menyeluruh bila benda-benda itu dapat
dilihat secara serentak.
6)
Periode Refresentasi (umur 18 – 24 bulan)
Periode ini adalah periode
terakhir pada tahap intelegensi sensorimotor. Seorang anak sudah mulai dapat
menemukan cara-cara baru yang tidak hanya berdasarkan rabaan fisis dan
eksternal, tetap juga dengan koordinasi internal dalam gambarannya. Pada
periode ini, anak berpindah dari periode intelegensi sensori motor ke
intelegensi refresentatif. Secara mental, seorang anak mulai dapat
menggambarkan suatu benda dan kejadian, dan dapat menyelesaikan suatu persoalan
dengan gambaran tersebut. Konsep benda pada tahap ini sudah maju, refresentasi
ini membiarkan anak untuk mencari dan menemukan objek-objek yang tersembunyi.
Sedangkan konsep keruangan, anak mulai sadar akan gerakan suatu benda sehingga
dapat mencarinya secara masuk akal bila benda itu tidak kelihatan lagi.
Adapun arakteristik anak yang
berada pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1)
Berfikir melalui perbuatan (gerak)
2)
Perkembangan fisik yang dapat diamati adalah gerak-gerak refleks sampai ia
dapat berjalan dan bicara.
3)
Belajar mengkoordinasi akal dan geraknya.
4)
Cenderung intuitif egosentris, tidak rasional dan tidak logis.
b. Tahap Pra operasional : umur 2 -7 tahun.
(Ciri pokok perkembangannya
adalah penggunaan symbol/bahasa tanda dan konsep intuitif)
Istilah “operasi” di sini
adalah suatu proses berfikir logik, dan merupakan aktivitas sensorimotor. Dalam
tahap ini anak sangat egosentris, mereka sulit
me nerima pendapat orang
lain. Anak percaya bahwa apa yang mereka pikirkan dan alami juga menjadi
pikiran dan pengalaman orang lain. Mereka percaya bahwa benda yang tidak
bernyawa mempunyai sifat bernyawa.
Tahap pra operasional ini
dapat dibedakan atas dua bagian.
1)
Tahap pra konseptual (2-4 tahun), dimana representasi suatu objek dinyatakan
dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan.
2)
Tahap intuitif (4-7 tahun). Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan
pada persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.
Karakteristik anak pada tahap
ini adalah sebagai berikut:
1)
Anak dapat mengaitkan pengalaman yang ada di lingkungan bermainnya dengan
pengalaman pribadinya, dan karenanya ia menjadi egois. Anak tidak rela bila
barang miliknya dipegang oleh orang lain.
2)
Anak belum memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah yang membutuhkan
pemikiran “yang dapat dibalik (reversible).” Pikiran mereka masih bersifat
irreversible.
3)
Anak belum mampu melihat dua aspek dari satu objek atau situasi sekaligus, dan
belum mampu bernalar (reasoning) secara individu dan deduktif.
4)
Anak bernalar secara transduktif (dari khusus ke khusus). Anak juga belum mampu
membedakan antara fakta dan fantasi. Kadang-kadang anak seperti berbohong. Ini
terjadi karena anak belum mampu memisahkan kejadian sebenarnya dengan imajinasi
mereka.
5)
Anak belum memiliki konsep kekekalan (kuantitas, materi, luas, berat dan isi). Menjelang
akhir tahap ini, anak mampu memberi alasan mengenai apa yang mereka percayai.
Anak dapat mengklasifikasikan objek ke dalam kelompok yang hanya mempunyai satu
sifat tertentu dan telah mulai mengerti konsep yang konkrit.
c. Tahap operasi kongkret : umur 7 –
11/12 tahun.
(Ciri pokok perkembangannya
anak mulai berpikir secara logis tentang kejadian-kejadian konkret)
Tahap operasi konkret
(concrete operations) dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang
didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan
operasi-oprasi logis. Operasi itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti
dalam dua arah, yaitu suatu pemikiran yang dapat dikemblikan kepada awalnya
lagi. Tahap opersi konkret dapat ditandai dengan adanya sistem operasi
berdasarkan apa-apa yang kelihatan nyata/konkret.
Ciri-ciri operasi konkret yang
lain, yaitu:
1)
Adaptasi dengan gambaran yang menyeluruh.
Pada tahap ini, seorang anak
mulai dapat menggambarkan secara menyeluruh ingatan, pengalaman dan objek yang
dialami. Menurut Piaget, adaptasi dengan lingkungan disatukan dengan gambaran
akan lingkungan itu.
2)
Melihat dari berbagai macam segi.
Anak pada tahap ini mulai
mulai dapat melihat suatu objek atau persoalan secara sedikit menyeluruh dengan melihat aspek-aspeknya.
Ia tidak hanya memusatkan pada titik tertentu, tetapi dapat bersama-sama mengamati titik-titik yang
lain dalam satu waktu yang bersamaan.
3)
Seriasi
Proses seriasi adalah proses
mengatur unsur-unsur menurut semakin besar atau semakin kecilnya unsur-unsur
tersebut. Menurut Piaget , bila seorang anak telah dapat membuat suatu seriasi
maka ia tidak akan mengalami banyak kesulitaan untuk membuat seriasi
selanjutnuya.
4)
Klasifikasi
Menurut Piaget, bila anak yang
berumur 3 tahun dan 12 tahun diberi bermacam-maam objek dan disuruh membuat
klasifikasi yang serupa menjadi satu, ada beberapa kemungkinan yang terjadi.
5)
Bilangan
Dalam percobaan Piaget,
ternyata anak pada tahap praoperasi konkret belum dapat mengerti soal
korespondensi satu-satu dan kekekalan, namun pada tahap tahap operasi konkret,
anak sudah dapat mengerti soal karespondensi dan kekekalan dengan baik. Dengan
perkembangan ini berarti konsep tentang bilangan bagi anak telah berkembang.
6)
Ruang, waktu, dan kecepatan
Pada umur 7 atau 8 tahun
seorang anak sudah mengerti tentang urutan ruang dengan melihat intervaj jarak
suatu benda. Pada umur 8 tahun anak sudan sudah sapat mengerti relasi urutan
waktu dan jug akoordinasi dengamn waktu, dan pada umur 10 atau 11 tahun, anak
sadar akan konsep waktu dan kecepatan.
7)
Probabilitas
Pada tahap ini, pengertian
probabilitas sebagai suatu perbandingan antara hal yang terjadi dengan
kasus-kasus yang mulai terbentuk.
8)
Penalaran
Dalam pembicaraan sehari-hari,
anak pada tahap ini jarang berbicara dengan suatu alasan,tetapi lebih
mengatakan apa yang terjadi. Pada tahap ini, menurut Piaget masih ada kesulitan
dalam melihat persoalan secara menyeluruh.
9)
Egosentrisme dan Sosialisme.
Pada tahap ini, anak sudah
tidak begitu egosentris dalam pemikirannya. Ia sadar bahwa orang lain dapat
mempunyai pikiran lain.
d. Tahap operasi formal: umur 11/12 ke atas.
(Ciri pokok perkembangannya
adalah hipotesis, abstrak, dan logis)
Tahap operasi formal (formal
operations) merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut
Piaget. Pada tahap ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir
dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis,
dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu. Cara
berpikir yang abstrak mulai dimengerti. Sifat pokok tahap operasi formal adalah
pemikiran deduktif hipotesis, induktif sintifik, dan abstrak reflektif.
1)
Pemikiran Deduktif Hipotesis
Pemikiran deduktif adalah
pemikiran yang menarik kesimpulan yang spesifik dari sesuatu yang umum.
Kesimpulan benar hanya jika premis-premis yang dipakai dalam pengambilan
keputusan benar. Alasan deduktif hipotesis adalah alasan/argumentasi yang
berkaitan dengan kesimpulan yang ditarik dari premis-premis yang masih
hipotetis. Jadi, seseorang yang mengambil kesimpulan dari suatu proposisi yang
diasumsikan, tidak perlu berdasarkan dengan kenyataan yang real. Dalam
pemikiran remaja, Piaget dapat mendeteksi adaanya pemikiran yang logis,
meskipun para remaja sendiri pada kenyataannya tidak tahu atau belum menyadari
bahwa cara berpikir mereka itu logis. Dengan kata lain, model logis itu lebih
merupakan hasil kesimpulan Piaget dalam menafsirkan ungkapan remaja, terlepas
dari apakah para remaja sendiri tahu atau tidak.
2)
Pemikiran Induktif Sintifik
Pemikiran induktif adalah
pengambilan kesimpulan yang lebih umum berdasarkan kejadian-kejadian yang
khusus. Pemikiran ini disebut juga dengan metode ilmiah. Pada tahap pemikiran
ini, anak sudah mulai dapat membuat hipotesis, menentukan eksperimen,
menentukan variabel control, mencatat hasi, dan menarik kesimpulan. Disamping
itu mereka sudah dapat memikirkan sejumlah variabel yang berbeda pada waktu
yang sama.
3)
Pemikiran Abstraksi Reflektif
Menurut Piaget, pemikiran
analogi dapat juga diklasifikasikan sebagai abstraksi reflektif karena
pemikiran itu tidak dapat disimpulkan dari pengalaman.
1.5 Teori
Pengetahuan.
Berdasarkan pengalamannya
sejak masa kanak-kanak, Piaget berkesimpulan bahwa setiap makhluk hidup memang
perlu beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat melestarikan kehidupannya.
Manusia adalah makhluk hidup, maka manusia juga harus beradaptasi dengan
lingkungannya. Berdasarkan hal ini, Piaget beranggapan bahwa perkembangan
pemikiran manusia mirip dengan perkembangan biologis, yaitu perlu beradaptasi
dengan lingkungannya.
Piaget sendiri menyatakan
bahwa teori pengetahuannya adalah teori adaptasi pikiran ke dalam suatu
realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.
a. Teori Adaptasi Piaget
Menurut Piaget, mengerti
adalah suatu proses adaptasi intelektual dimana pengalaman dan ide baru
diinteraksikan dengan apa yang sudah diketahui untuk membentuk struktur
pengertian yang baru. Setiap orang mempunyai struktur pengetahuan awal (skema)
yang berperan sebagai suatu filter atau fasilitator terhadap berbagai ide dan
pengalaman yang baru. Melalui kontak dengan pengalaman baru,skema dapat
dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses asimilasi dan akomodasi. Skema
seseorang selalu dikembangkan, diperbaharui , bahkan diubah untuk dapat
memahami tanyangan pemikiran dari luar. Proses ini disebut adaptasi pikiran.
b. Teori Pengetahuan Piaget
Teori pengetahuan Piaget
adalah teori adaptasi kognitif. Dalam pembentukan pengetahuan , Piaget
membedakan tiga macam pengetahuan, yakni:
1)
Pengetahuan fisis adalah pengetahuanakan sifat-sifat fisis suatu objek atau
kejadian, seperti bentuk, besar, berat, serta bagaimana objek itu berinteraksi
dengan yang lain.
2)
Pengetahuan matematis logis adalah pengetahuan yang dibentuk dengan berpikir
tentang pengalaman akan suatu objek atau kejadian tertentu.
3)
Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didapat dari kelompok budaya dan sosial
yang menyetujui sesuatu secara bersama.
c. Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme Piaget
menjelaskan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan (bentukan) orang itu
sendiri. Proses pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila seseorang mengubah
atau mengembangkan slkema yang telah dimiliki dalam berhadapan dengan
tantangan, dengan rangsangan atau persoalan. Teori Piaget seringkali disebut
konstruktivisme personal karena lebih menekankan pada keaktifan pribadi
seseorang dalam mengkonstruksikan pengetahuannya. Terlebih lagi karena Piaget
banyak mengadakan penelitian pada proses seorang anak dalam belajar dan
membangun pengetahuannya.
2.6. Implikasi Teori Piaget Dalam Pembelajaran Matematika.
Teori kognitif dan teori
pengetahuan piaget sangat banyak mempengaruhi bidang pendidikan, terlebih
pendidikan kognitif. Tahap-tahap pemikiran Piaget sudah cukup lama mempengaruhi
bagaimana para pendidik menyusun kurikulum, memilih metode pengajaran dan juga
memilih bahan ajar terutama di sekolah sekolah. Maka dari karya besar Piaget
tersebut dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran disekolah sesuai
dengan teori perkembangannya itu sendiri. Implementasi pada pembelajaran
matematika yang akan diterakan berikut hanya merupakan bentuk sebagian saja
sebagai contoh yang cocok untuk pengetahuan dan pengembangan terhadap materi
pembelajaran itu sendiri. Tentu yang terpenting adalah kesesuaian dengan
pemilihan model, pendekatan serta metode dalam pembelajaran terhadap materi
ajar.
Berikut contoh pembelajaran
berdasar pada teori Piaget sesuai tahap perkembangan kognitif anak usia
sekolah:
Pokok
Bahasan : Bangun Ruang.
Sub Pokoh Bahasan :
1. Kubus.
2. Balok.
3. Tabung.
4. Prisma.
5. Limas.
6. Kerucut.
7. Bola.
a. Pembelajaran di tingkat Taman Kanak-Kanak
(TK).
1)
Anak-anak baru hanya diperkenalkan dengan bentuk
2)
Pembahasan hanya terbatas pada sub pokok bahasan yang terlihat kontekstual.
3)
Materi kubus cukup pada bentuknya, contoh aplikasi sekitar, serta warna
jika ada.
4)
Demikian untuk balok, bola dan yang lainnya dengan konsekuensi siswa mengetahui
nama dan bentuknya saja.
Penjelasan;
Anak usia Taman Kanak-Kanak
masuk kategori pra operasional pada perkembangan teori Piaget. Jadi anak-anak
hanya mampu melihat gambar dan tidak berbentuk penalaran atas pengalamannya
sendiri.
b. Pembelajaran ditingkat Sekolah Dasar
(SD).
1)
Anak sudah mulai di perkenalkan dengan pendalaman bentuk bangun yang dia
ketahui tersebut.
2)
Pengelompokan bangun juga mulai hanya diperkenalkan, bahwa kubus, balok dan
yang lainnya termasuk bangun ruang.
3)
Anak-anak juga berkontekstual dengan bangun-bangun tersebut sehingga ada
pemahamannya tentang apa-apa saja yang terdapat pada bangun itu. Seperti kubus,
tentu memiliki panjang, lebar dan juga tinggi.
4)
Keterhubungan unsur yang dimiliki belum dijelaskan
5)
Melanjutkan pembelajaran dikelas-kelas berikutnya sampai pada operasi-operasi
sederhana yang terdapat pada bangun itu.
Penjelasan;
Sesuai kurikulum pembelajaran
tematik bangun ruang ini baru diperkenalkan dikelas II SD, itu artinya
pembelajaran-pembelajaran sebelumnya tentu masih mengacu pada pra operasional.
Dan pada pembelajaran selanjutnya di SD ini sudah memasuki tahap Operasi
Kongkret sesuai teori perkembangan kognitif Piaget.
c. Pembelajaran ditingkat Sekolah
Menengah (SMP dan SMU).
1)
Anak diajarkan mengetahui bentuk, struktur, dan isi dari bangun-bangun ruang
yang ada.
2)
Tiap-tiap bangun ruang itu anak-anak diminta mengetahui cara menghitung luas
sisi, volume serta bentuk permukaan dengan mengetahui bukaan dari bangun
tersebut.
3)
Aplikasi dengan dunia nyata juga penting dilakukan sebanagi aplikasi materi
yang diajarkan.
4)
Khusus dijenjang SMU hanya diperdalam dengan mengkaji unsur-unsur yang terdapat
pada bangun ruang, disamping mengulangnya kembali pembelajaran itu.
5)
Pembelajaran di SMU sudah sampai pada tingkat penalaran oleh pengalaman sendiri.
Penjelasan;
Materi bangun ruang di SMP
diajarkan dikelas VII semester 2, itu artinya erat dengan keterstrukturan
materi sebelumnya yang menjadi pendukung dalam pembelajaran materi ini. Anak
diusia ini sudah masuk pada tingkat operasi formal, sesuai tingkat perkembangan
kognitif Piaget.
d. Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
1)
Di perguruan tinggi bangun ruang sudah lebih didalami dalam satu mata kuliah
geometri
2)
Pendalamannya lebih dikaji lagi dalam teori Van Hiele.
Penjelasan;
Materi ini siswa/mahasiswa
sudah mengandalkan tahap deduktif, induktif, hipotesis dan logis. Tetapi tahap
perkembangannya tetap berada pada operasi formal sesuai tingkat kognitif
Piaget.
Langganan:
Postingan (Atom)
KULIAH
KUNJUNGAN P4TK YOGYAKARTA Baca disini cerita dan pengalamannya. https://drive.google.com/file/d/0BxNu63KlgBzOQWtFTW1lLU9JcXk1R185eUxi...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika banyak memegang peran penting dalam pemecahan masalah disetiap bidang ke...
-
Masalah dan Sosuli Pendidikan di Indonesia A. PENGERTIAN PENDIDIKAN Pengertian Pendidikan| Pendidikan adalah usaha sadar dan sistemat...
-
PRAMUKA Riwayat Baden Powell Lahir pada tanggal 22 April 1857 dengan nama Robert Stephenson Smyth. Ayahnya bernama powell, seora...