TUGAS KIMIA DASAR
HUKUM HESS
2.1 Hukum
kekekalan masa
A. Pengertian
“Dalam sistem
tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.”
Hukum kekekalan Massa dikemukakan oleh
Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794). Hukum kekekalan massa atau
dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah
suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun
terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut. Pernyataan yang
umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat
berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu
proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama
dengan massa produk. Untuk lebih jelasnya perhatikan table pengamatan
dibawah ini reaksi antara besi dan sulfur yang menghasilkan besi (II) sulfide
Massa Zat yang bereaksi ( gr)
|
Massa Zat hasil Reaksi Besi (II) Sulfida
(gr)
|
|
Massa Besi
|
Massa Sulfur
|
|
14
|
8
|
22
|
28
|
16
|
44
|
42
|
24
|
66
|
56
|
32
|
88
|
Dari percobaan diatas maka dapat disimpulkan
bahwasanya massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama ini
dinamakan dengan hukum kekelan massa (hukum lavoiser)
Berdasarkan
ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah
pernyataan darikekekalan
energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen
dengan energimomentum pusatnya.
Pada beberapa peristiwaradiasi,
dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah
menjadi energi
kinetik/energi potensial dan
sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang
mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan
tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa
yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena
massa yang berubah sangatlah sedikit.
B. Contoh:
Hukum kekekalan massa berlaku pada reaksi
kimia, dimana massa pereaksi harus sama dengan massa produk. Hukum kekekalan
massa dapat terlihat pada reaksi pembentukan hidrogen dan oksigen dari air. Bila hidrogen dan oksigen dibentuk dari
36 g air, maka bila reaksi
berlangsung hingga seluruh air habis, akan diperoleh massa campuran produk
hidrogen dan oksigen sebesar 36 g. Bila reaksi masih menyisakan air, maka
massa campuran hidrogen, oksigen dan air yang tidak bereaksi tetap sebesar 36
g.
Air -> Hidrogen + Oksigen (+ Air)
(36
g) (36
g)
S(s) + O2(g) →
SO2(g)
1 mol S bereaksi dengan 1 mol O2 membentuk
1 mol SO2. 32 gram S bereaksi dengan 32 gram O2 membentuk
64 gram SO2. Massa total reaktan sama dengan massa produk yang
dihasilkan.
H2(g) + ½ O2(g) →
H2O(l)
1 mol H2 bereaksi dengan ½
mol O2 membentuk 1 mol H2O. 2 gram H2 bereaksi
dengan 16 gram O2 membentuk 18 gram H2O. Massa total
reaktan sama dengan massa produk yang terbentuk.
a. Pada wadah tertutup, 4 gram
logam kalsium dibakar dengan oksigen, menghasilkan kalsium oksida. Jika massa
kalsium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, maka berapa massa oksigen yangdiperlukan?
Jawab :
m Ca = 4 gram
m CaO = 5,6 gram
Jawab :
m Ca = 4 gram
m CaO = 5,6 gram
m O
2 = ..?
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
Berdasarkan hukum kekekalan massa :
Massa sebelum reaksi = massa sesudah reaksi
m
Ca + m O 2 = m CaO
m O
2 = m CaO – m Ca= 1,6 gram
Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.
Jadi massa oksigen yang diperlukan adalah 1,6 gram.
b. 2g
NaOH(s) + 10g CH3COOH(aq) →12g produk
= (5,6 – 4,0) gram
= (5,6 – 4,0) gram
c. 4g
NaOH(s) + 10g CH3COOH(aq) →14g produk
d. 8g
NaOH(s) + 10g CH3COOH(aq) →18g produk
C.
Sejarah
Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa diformulasikan olehAntoine Lavoisier pada
tahun 1789.
Oleh karena hasilnya ini, ia sering disebut sebagai bapak kimia modern.
Sebelumnya, Mikhail
Lomonosov (1748)
juga telah mengajukan ide yang serupa dan telah membuktikannya dalam
eksperimen. Sebelumnya, kekekalan massa sulit dimengerti karena adanya gaya buoyan atmosfer bumi.
Setelah gaya ini dapat dimengerti, hukum kekekalan massa menjadi kunci penting
dalam mengubah alkemi menjadi
kimia modern. Ketika ilmuwan memahami bahwa senyawa tidak pernah hilang
ketika diukur, mereka mulai melakukan studi kuantitatif transformasi senyawa.
Studi ini membawa kepada ide bahwa semua proses dan transformasi kimia
berlangsung dalam jumlah massa tiap elemen tetap. Antoine Lavoisier (1743-1794)
menjelaskan ide-ide ini pada tahun 1774. Dia sering disebut sebagai bapak kimia
modern. Ide-ide yang lainnya sebelum karya Lavoisier adalah oleh Joseph Black
(1728-1799), Henry Cavendish (1731-1810), dan Jean Rey (1583-1645).
Antoine Lavoisier mendapatkan hukum ini
dengan melakukan eksperimen mereaksikan cairan merkuri dengan gas oksigen dalam
suatu wadah di ruang tertutup sehingga menghasilkan merkuri oksida yang
berwarna merah. Apabila merkuri oksida dipanaskan kembali, senyawa tersebut
akan terurai menghasilkan sejumlah cairan merkuri dan gas oksigen dengan jumlah
yang sama seperti semula. Dengan bukti dari percobaan ini Lavoisier merumuskan
suatu hukum dasar kimia yaitu Hukum Kekekalan Massa yang menyatakan bahwa
jumlah massa zat sebelum dan sesudah rekasi adalah sama.
Hukum kekekalan massa tidak terlihat selama
ribuan tahun karena pengaruh berat gas pada atmosfer. Contohnya, kayu beratnya
berkurang setelah dibakar. Ini yang membuat sebagian orang berpendapat bahwa
massanya berkurang, berubah, atau hilang. Namun, jika kita meneliti di tempat
yang tertutup kaca, ditemukan bahwa reaksi kimia tidak mengubah berat penutup
dan isinya. Pompa vakum juga memungkinkan untuk menimbang berat gas.
Setelah hukum ini dimengerti, hukum kekekalan
massa menjadi penemuan yang sangat penting dalam yang mengubah alkemi menjadi
ilmu kimia modern. Setelah kimiawan menyadari bahwa bahan kimia tidak bisa
hilang tetapi hanya dapat diubah menjadi zat lain dengan berat sama, para
ilmuwan pertama kalinya melakukan studi perubahan zat.
D. Penyimpangan
Penyimpangan hukum kekekalan massa dapat
terjadi pada sistem terbuka dengan proses yang melibatkan perubahan energi yang
sangat signifikan seperti reaksi nuklir.
Salah satu contoh reaksi nuklir yang dapat diamati adalah reaksi pelepasan
energi dalam jumlah besar pada bintang. Namun, perlu diperhatikan bahwa
pada sistem tertutup, karena energi tidak keluar dari sistem, massa dari sistem
tidak akan berubah. Hubungan antara massa dan energi yang berubah
dijelaskan oleh Albert Einstein dengan
persamaan E = m.c2. E merupakan jumlah energi yang terlibat, m
merupakan jumlah massa yang terlibat dan c merupakan konstantakecepatan cahaya.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pada sistem tertutup, karena energi tidak
keluar dari sistem, massa dari sistem tidak akan berubah.
E.
Kekekalan massa vs. penyimpangan
Ketika energi seperti panas atau cahaya
diijinkan masuk ke dalam atau keluar dari sistem, asumsi hukum kekekalan massa
tetap dapat digunakan. Hal ini disebabkan massa yang berubah karena adanya
perubahan energi sangatlah sedikit. Sebagai contoh adalah perubahan yang terjadi
pada peristiwa meledaknya TNT. Satu gram TNT akan
melepaskan 4,16 kJ energi ketika diledakkan. Namun demikian, energi yang
terdapat dalam satu gram TNT adalah sebesar 90 TJ (kira-kira 20 miliar kali
lebih banyak). Dari contoh ini dapat terlihat bahwa massa yang akan hilang
karena keluarnya energi dari sistem akan jauh lebih kecil (dan bahkan tidak
terukur) dari jumlah energi yang tersimpan dalam massa materi.
2.2 Hukum
Perbandingan Tetap (HukumProust)
A. Pengertian
“Perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap.”
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atauhukum
Proust (diambil dari nama kimiawan PerancisJoseph Proustmenyatakan bahwa
suatu senyawa
kimiaterdiri dari unsur-unsur dengan
perbandingan massa yang
selalu tepat sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki
komposisi unsur-unsur yang tetap. Misalnya, air terdiri dari 8/9massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen.
Bersama denganhukum
perbandingan berganda (hukum Dalton), hukum perbandingan
tetap adalah hukum dasar stoikiometri.
perhatikan data pemanasan logam magnesium dalam gas oksigen untuk menghasilkan
magnesium oksida berikut,
Percobaan Ke
|
magnesium
(gram)sebelum pemanasan
|
magnesium oksida (gram)setelah pemanasan
|
perbandingann magnesium dan magnesium
oksida
|
1
|
0,62
|
1,02
|
0,62/1,02
= 0,61
|
2
|
0,48
|
0,79
|
0,48/0,79
= 0,60
|
3
|
0,36
|
0,60
|
0,36/0,60
= 0,60
|
dari data hasil percobaan di atas, tampak
perbandingan antara magnesium dan magnesium oksida selalutetap.Perlu diketahui
bahwa sekalipun hukum ini amat berguna dalam dasar-dasar kimia modern, hukum
perbandingan tetap tidak selalu berlaku untuk semua senyawa. Senyawa yang tidak
mematuhi hukum ini disebut senyawa non-stoikiometris. Perbandingan massa
unsur-unsur pada senyawa non-stoikiometris berbeda-beda pada berbagai sampel.
Misalnya oksida besi wüstite, memiliki perbandingan antara 0.83 hingga 0.95
atom besi untuk setiap atom oksigen. Proust tidak mengetahui hal ini karena
peralatan yang ia gunakan tidak cukup akurat untuk membedakan angka ini.
Selain itu, hukum Proust juga tidak berlaku
untuk senyawa-senyawa yang mengandung komposisi isotop yang berbeda. Komposisi
isotop dapat berbeda sesuai sumber dari unsur yang membentuk senyawa tersebut.
Perbedaan ini dapat digunakan untuk penanggalan secara kimia, karena
proses-proses astronomis, atmosferis, maupun proses dalam samudera, kerak bumi
dan Bumi bagian dalam kadang-kadang memiliki kecenderungan terhadap isotop
berat ataupun ringan. Perbedaan yang diakibatkan amat sedikit, namun biasanya
dapat diukur dengan peralatan modern. Selain itu, hukum Proust juga tidak
berlaku pada polimer, baik polimer alami maupun polimer buatan.
B. Contoh
1.
Tentukan perbandingan massa nitrogen dan
oksigen dalam NO2 jika diketahui Ar.N = 14 dan Ar.=16
Pembahasan
Perbandingan
massa dalam NO2 dapat ditentukan dengan persamaan yang telah
diberikan di atas yakni N
massa
C : massa O = jumlah atom C x Ar.N : jumlah atom O x Ar.O
= 1
x 14 : 2 x 16
=
14 : 32
= 7
: 16
2.
8 gram tembaga dapat bereaksi dengan 4 gram
belerang membentuk tembaga sulfida. jika direaksikan 20 gram tembaga dengan 20
gram belerang, hitunglah:
a. tembaga sulfida yang terbentuk
b. massa pereaksi yang tersisa
Pembahasan
Perbandingan massa tembaga dan belerang dalam
tembaga sulfida = 8 : 4. Agar semua 20 gram belerang habis bereaksi maka massa
tembaga yang dibutuhkan adalah
Hal ini tidak mungkin terjadi karena tembaga
yang tersedia hanya 20 g.
Agar semua tembaga habis bereaksi maka
belerang yang bereaksi adalah
a.
massa tembaga sulfida yang terbentuk = massa
tembaga yang bereaksi + massa belerang yang bereaksi
= ( 20 + 10 ) gram
= 50
gram
b.
dari uraian di atas dapat diketahui bahwa
yang tersisaa adalah belerang sebanyak
= (
20 – 10 ) gram
=
10 gram
3.
Dalam ruang tertutup 75 gram karbon dibakar
secara sempurna dalam 250 gram oksigen menghasilkan karbondioksida.
Perbandingan massa karbon dan oksigen dalam CO2 adalah 3:8.
a.
Berapa massa CO2 yang dihasilkan
b.
Pereaksi mana yang tersisa dan berapa massanya
Pembahasan
Perbandingan
massa C : O = 3 : 8. Karbon dibakar sebanyak 75 gram. Agar semua karbon
terbakar maka dibutuhkan oksigen sebanyak
Atau
agar semua oksigen digunakan maka dibutuhkan karbon sebanyak
Hal
ini tidak mungkin karena karbon yang tersedia hanya 75 gram.
a. Massa karbon yang dibakar sebanyak 75 gram
dan massa oksigen sebesar 200 gram, maka massa CO2 yang
dihasilkan adalah 75 g C + 200 g O2 = 275 g CO2
b. Massa pereaksi yang tersisa adalah oksigen
yakni (250 – 200) gram = 50 gram.
C. Sejarah Hukum Perbandingan tetap
Penelitian tentang hukum perbandingan tetap
pertama kali dilakukan oleh seorang kimiawan berkebangsaan Perancis Joseph
Proust di antara tahun 1798 sampai tahun 1804. Hal ini telah sering diamati
sejak lama sebelum itu, namun Proust-lah yang mengumpulkan bukti-bukti dari
hokum ini dan mengemukakan. Pada saat Proust mengemukakan hukum ini,
konsep yang jelas mengenai senyawa kimia belum
ada (misalnya bahwa air adalah H2O dsb.). Namun, pada akhir abad
ke-18, konsep senyawa kimia belum sepenuhnya dikembangkan. Bahkan ketika
pertama kali hukum ini diusulkan, hukum ini menjadi pernyataan kontroversial
dan ditentang oleh kimiawan lainnya, terutama kerabat Proust yang bernama
Claude Louis Berthollet, yang menyatakan bahwa unsur dapat digabungkan dengan
proporsi apapun. Perdebatan ini menunjukkan bahwa pada saat itu perbedaan
senyawa kimia murni dan campuran belum sepenuhnya dikembangkan.Hukum
perbandingan tetap menjadi dasar teoritis yang kuat. Pada 1803 John Dalton mengemukakan
sebuah teori atom,
yang berdasarkan pada hukum perbandingan tetap dan hukum
perbandingan berganda, yang menjelaskan mengenai atom dan
bagaimana unsur membentuk senyawa.
D. Penyimpangan
dari hukum Proust
Perlu diketahui bahwa sekalipun hukum ini
amat berguna dalam dasar-dasar kimia modern, hukum perbandingan tetap tidak
selalu berlaku untuk semua senyawa. Senyawa yang tidak mematuhi hukum ini
disebutsenyawa non-stoikiometris.
Perbandingan massa unsur-unsur pada senyawa non-stoikiometris berbeda-beda pada
berbagai sampel. Misalnya oksida besiwüstite, memiliki perbandingan
antara 0.83 hingga 0.95 atom besi untuk setiap atom oksigen. Proust tidak
mengetahui hal ini karena peralatan yang ia gunakan tidak cukup akurat untuk
membedakan angka ini.Selain itu, hukum Proust juga tidak berlaku untuk
senyawa-senyawa yang mengandung komposisi isotop yang berbeda. Komposisi isotop dapat
berbeda sesuai sumber dari unsur yang membentuk senyawa tersebut. Perbedaan ini
dapat digunakan untuk penanggalan secara
kimia, karena proses-proses astronomis, atmosferis,
maupun proses dalamsamudera, kerak bumi dan Bumi bagian dalam kadang-kadang memiliki
kecenderungan terhadap isotop berat ataupun ringan. Perbedaan yang diakibatkan
amat sedikit, namun biasanya dapat diukur dengan peralatan modern. Selain itu,
hukum Proust juga tidak berlaku pada polimer,
baik polimer alami maupun polimer buatan.
2.3 Hukum
Kelipatan Perbandingan
A. Pengertian
”massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain
yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh
para ilmuwan untuk unsure unsure yang dapat membentuk l“Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu
macam senyawa, maka perbandingan ebih dari satu jenis
senyawa. Salah seorang di antaranya adalahJohn Dalton (1766 –
1844). Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan
perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa. Untuk memahami hal ini,
perhatikan tabel hasil percobaan reaksi antara nitrogen dengan oksigen berikut.
Tabel 3.7 Reaksi Antara nitrogen dan Oksigoen
Jenis Senyawa
|
Massa Nitrogen Yang
Direaksikan
|
Massa Oksigen Yang
Direaksikan
|
Massa Senyawa
Yang Terbentuk
|
Nitrogen monoksida
|
0,875 gram
|
1,00 gram
|
1,875 gram
|
Nitrogen dioksida
|
1,75 gram
|
1,00 gram
|
2,75 gram
|
Dengan massa oksigen yang sama, ternyata
perbandingan massa nitrogen dalam senyawa nitrogen dioksida dan senyawa
nitrogen monoksida merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Massa Nitrogen dalam senyawa nitrogen
dioksida/Massa Nitrogen dalam senyawa nitrogen monoksida
= 1,75 gram/ 0,87 gram
=2/1
Berdasarkan hasil percobaannya, Dalton
merumuskan hukum kelipatan perbandingan (hukum Dalton).
Menurut teori atom Dalton senyawa terbentuk
dari gabungan atom – atom dalam perbandingan sederhana. Misalkan unsure X dan Y
membentuk dua jenis senyawa XY dan X2Y3. Jika massa
unsure X dibuat sama ( berarti jumlah atomnya sama) maka rumus senyawa XY
dapat ditulis sebagai X2Y2.
XY
——- > X2Y2
X2Y2 tetap
sebagai X2Y3
Berarti perbandingan unsure Y dalam senyawa I
dan II adalah 2 : 3.
B. Contoh Soal
1. Karbon
dapat bergabung denganhidrogen dengan perbandingan 3 : 1 membentuk gas
metana berapa massa hidrogen yang diperlukan untuk bereaksi dengan 900 gram C
pada metana ?
Solusi :
C : H = 3 : 1
Maka massa H = 1/3 x 900 gram
= 300 gram.
2. Unsur A
dan unsure B membentuk 2 senyawa yaitu X dan Y. Massa unsure A dalam senyawa X
dan Y berturut – turut adalah 46,7 % dan 30,4 %. Tunjukkanlah bahwa hukum
Dalton berlaku pada kedua senyawa tersebut ?
Solusi :
Senyawa
|
% A
|
% B = 100 – % A
|
X
|
46,7 %
|
100 – 46,7 % = 53,3 %
|
Y
|
30,4 %
|
100 – 30,4 % = 69,6 %
|
Agar persentase A sama maka senyawa X
dikalikan factor 2,14 dan senyawa Y dikalikan factor 3,28 sehingga diperoleh
perbandingan massa X dan Y sebagai berikut :
Senyawa
|
Massa X (gr)
|
Massa Y (gr)
|
X
|
46,7 x 2,14 = 100
|
53,3 x 2,14 = 114,06
|
Y
|
30,4 x 3,28 = 100
|
69,6 x 3,28 = 228,28
|
Jadi dapat diketahui perbandingannya X
: Y = 114,06 : 228,28 = 1 : 2
3. C dan O dapat membentuk dua jenis senyawa, yaitu CO dan
CO2. Jika massa C dalam kedua senyawa itu sama (berarti jumlah C
sama), maka :
Massa
O dalam CO : massa O dalam CO2 akan merupakan bilangan bulat dan sederhana (yaitu
= 1:2).
2.4 Hukum Perbandingan
Volume
A. Pengertian
“Pada
suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan hasil
reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana
Tekanan dari sejumlah tetap
gas pada volum yang tetap berbanding lurus dengan
temperaturnya dalam kelvin
Secara
matematis dapat dinyatakan atau dimana:
Hukum ini dapat dibuktikan
melalui teori kinetik gas, karena temperatur adalah
ukuran rata-rata energi kinetik,
dimana jika energi kinetik gas meningkat, maka partikel-partikel gas
akan bertumbukan dengan dinding/wadah
lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan.
Hukum Gay-Lussac dapat dituliskan sebagai perbandingan dua gas
Hukum Gay-Lussac dapat dituliskan sebagai perbandingan dua gas
Gay Lussac melakukan sebuah
percobaan yang menghasilkan sebuah kesimpulan yaitu sebagai berikut : “ Volume
gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi berbanding sebagai
bilangan bulat yang sederhana bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama “
Dikenal dengan Hukum Perbandingan/ Penggabungan Volume atau Hukum Gay Lussac
(1808)
Menurut Gay Lussac 2 volume
gas Hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas Oksigen membentuk 2 volume uap air.
Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna, untuk setiap 2 volume
gas Hidrogen diperlukan 1 volume gas Oksigen, menghasilkan 2 volume uap air.
“ Semua gas yang direaksikan dengan hasil
reaksi, diukur pada suhu dan rekanan yang sama atau (T.P) sama.”. Hukum ini
merupakan salah satu dasar dari stoikiometri gas
modern, dan hipotesis
Avogadro pada 1811 berasal dari hukum ini.
B. Contoh Hukum Perbandingan Volume
1.
tentukan banyaknya volume gas hidrogen yang
bereaksi dengan 16 liter gas oksigen dan menghasilkan uap air.
jawab
untuk menentukan perbandingan volume kita harus mencari perbandingan koefisien gas dalam reakasi.
H2(g) + O2(g) → H2O(g) (kita setarakan reaksi)
2 H2 + O2 → 2 H2O (setara)
dari reaksi di atas, didapat perbandingan koefisien 2 (hidrogen) : 1 (oksigen) : 2 (uap air)
jika kita punya gas oksigen 16 liter, maka volume hidrogen yang diperlukan
2/1 x 16 = 32 liter gas hidrogen.
untuk menentukan perbandingan volume kita harus mencari perbandingan koefisien gas dalam reakasi.
H2(g) + O2(g) → H2O(g) (kita setarakan reaksi)
2 H2 + O2 → 2 H2O (setara)
dari reaksi di atas, didapat perbandingan koefisien 2 (hidrogen) : 1 (oksigen) : 2 (uap air)
jika kita punya gas oksigen 16 liter, maka volume hidrogen yang diperlukan
2/1 x 16 = 32 liter gas hidrogen.
2. Ke
dalam tabung eudiometer dimasukkan gas O2 dan gas SO2,
kemudian dilewatkan bunga api listrik. Pada suhu 25°C dan tekanan 1 atm, volume
gas-gas yang bereaksi diukur. Hasilnya ditunjukkan pada tabel berikut.
Pada volume O2 tetap:
Percobaan
|
Volume O2
|
Volume SO2
|
Volume SO3
|
1.
|
10 mL
|
10 mL
|
10 mL
|
2.
|
10 mL
|
15 mL
|
15 mL
|
3.
|
10 mL
|
20 mL
|
20 mL
|
4.
|
10 mL
|
25 mL
|
20 mL
|
1.
|
10 mL
|
10 mL
|
10 mL
|
Pada volume SO2 tetap:
Percobaan
|
Volume O2
|
Volume SO2
|
Volume SO3
|
1.
|
5 mL
|
20 mL
|
10 mL
|
2.
|
10 mL
|
20 mL
|
20 mL
|
3.
|
15 mL
|
20 mL
|
20 mL
|
4.
|
20 mL
|
20 mL
|
20 mL
|
Bagaimana perbandingan volume SO2 : O2 : SO3?
Apakah sesuai dengan Hukum Perbandingan Volume?
Tuliskan persamaan reaksinya beserta
koefisien reaksi berdasarkan hasil percobaan.
Jawab
Pada volume O2 tetap
Simak percobaan 3, volume SO3 tidak
berubah lagi saat volume SO2 mencapai 20 mL.
Pada volume SO2 tetap
Simak percobaan 2, volume SO3 tidak
berubah lagi saat volume O2 mencapai 10 mL.
Perbandingan volume SO2 : O2 :
SO3 adalah
SO2 + O2 →SO3
20 mL : 10 mL : 20 mL
Dengan demikian, data tersebut sesuai dengan Hukum
Gay-Lussac.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah
2SO2(g) + O2(g) ⎯⎯→2SO3(g)
BAB
III
Penutup
3.1 Kesimpulan
a. Berdasarkan tiga hukum diatas yaitu
hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum kelipatan perbandingan
maka pada tahun 1803 Jhon Dalton mengemukakan suatu teori yang kita kenal
dengan teori atom Dalton. Antara lain postulatnya sebagai berikut :
·
Materi terdiri dari partikel yang sudah tidak
terbagi, yaitu atom
·
Atom – atom dari unsure yang sama adalah
identik tetapi berbeda dengan atom unsure lain.
·
Reaksi kimia adalah penggabungan, pemisahan
atau penataan ulang dari atom – atom dalam jumlah sederhana.
b. Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ).
Yaitu
: “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.”
Hukum Perbandingan Tetap ( Hukum Proust ).
Yaitu : “Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tertentu dan tetap.”
Hukum Kelipatan Perbandingan / Hukum Perbandingan
Berganda ( Hukum Dalton ).
Yaitu
: “Jika dua jenis unsur dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka
perbandingan massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain yang
sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana.”
Hukum Perbandingan Volum ( Hukum Gay Lussac ). Yaitu : “Pada suhu dan tekanan yang sama,
perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi merupakan bilangan
bulat dan sederhana.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar